(Foto: tangkap
layar/Youtube/Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Kudus)
Program Studi (Prodi) Pemikiran Politik Islam (PPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus mengadakan Konsorsium secara daring kemarin Rabu, (23/03/2022).
Membahas sikap Moderat Indonesia terkait konflik Rusia dan Ukraina, Konsorsium tersebut diikuti oleh Dosen, Mahasiswa serta dari kalangan umum. Konsorsium berlangsung di Ruang Meeting FDKI dan melalui Virtual Zoom meeting serta Streaming Youtube "Seminar Fakdakomi IAINku".
Turut hadir memberikan pengantar Konsorsium PPI, yakni Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Dr. Masturin M.Ag., Pembicara I Novian Uticha Sally, M.A., Pembicara II Umi Qodarsasi, M.A., yang di moderatori oleh M. Nur Roffiq Addiansyah M.A,.
Pembicara
sekaligus Dosen Prodi PPI, Novian Uticha Sally mengatakan Pemerintah Indonesia
dalam menghadapi Konflik Rusia – Ukraina cenderung bersikap netral, tanpa
berpihak dengan salah satu pihak yang berselisih, berbanding terbalik pada
konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.
“Saat ini Pemerintah
Indonesia hanya menyuarakan dukungan untuk menghentikan perang, sedangkan pada
konflik Israel – Palestina, Indonesia secara terang-terangan memberi bantuan
dan dukungan kepada Palestina,” ujarnya.
Sehubungan
dengan itu, ia menjelaskan jika dalam analisis kebijakan luar negeri Indonesia
dalam perspektif Realisme, kebijakan
Pemerintah Indonesia didasari 3 (tiga) unsur, Pertama, groupism, adanya
kecenderungan antara blok barat dan blok timur. Kedua, Egoism, mengedepankan
kepentingan masyarakat sendiri. Ketiga power centrism, kestabilan kekuasaan.
Mengingat saat
ini Negara Rusia memiliki kekuatan perang nuklir terbesar menurut Novi, sikap
moderat yang diambil pemerintah Indonesia merupakan langkah terbaik karena hal
itu membuat Indonesia tidak perlu khawatir akan adanya ancaman dari pihak
Negara Rusia maupun pihak Negara Ukraina.
“Sikap netral
Negara Indonesia juga selaras dengan asas politik luar negeri Indonesia (bebas
aktif), bahwa Indonesia tidak memiliki keterikatan dalam memihak,” ujar Dosen PPI
itu.
Sementara itu,
Dosen Prodi PPI dan juga Pembicara kedua, Umi Qodarsasi mengatakan ada 2 (dua)
hal sebagai penyebab konflik Ukraina dan Rusia yang terjadi saat ini. Pertama, konflik saat ini tidak terlepas dari
cita-cita lama Rusia untuk mengembalikan kejayaan Uni Soviet, hal tersebut
berdasarkan pernyataan Prof. John J. Marsheimer.
“Rusia berambisi
untuk meletakkan Ukraina tetap dalam kendalinya,” jelasnya.
Kedua, adanya ekspansi dari North Atlantic Treaty Organization (NATO)
ke bagian timur Eropa, menurut Negara Rusia Ekspansi tersebut merupakan ancaman
karena negara-negara anggota NATO mulai mendekati wilayah Rusia.
Sebagai bentuk
pertahanan diri, Negara Rusia mulai mengadakan latihan militer di wilayah
perbatasan Ukraina.
“Latihan militer Angkatan Darat Rusia dilakukan di Belarus sedangkan Angkatan Laut Rusia di wilayah Laut hitam,” katanya.
Kontributor: Ahmad Nur Ichsan (Pengurus HMPS PPI 2022, Divisi Media Informasi dan Komunikasi)
0 Comments:
Post a Comment