Pada hari Sabtu (2/10/2021) bertepat di Ponpes Assalam Conge, Desa Ngembalrejo, Kabupaten Kudus, prodi Pemikiran Politik Islam IAIN
Kudus menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Kepemimpinan
Transformatif dan Kerjasama Program Studi Pemikiran Politik Islam”.
Acara ini ditujukan untuk klaster penelitian pengembangan program studi lembaga
pusat penelitian dan pengembangan masyarakat IAIN Kudus. Background dari penelitian ini ditujukan
untuk prodi Pemikiran
Politik Islam yang merupakan prodi paling
baru di IAIN Kudus, yakni baru berdiri sekitar tahun 2016 akhir. Prodi Pemikiran Politik Islam akan menggelar akreditasi, dan salah satu poin
penting dalam akreditasi yaitu tata pamong dan kerja sama, dimana kerja sama sangat signifikan untuk
diangkat dalam penelitian. Kerja sama menjadi poin penting karna menyangkut
relasi dan reputasi prodi Pemikiran
Politik Islam dengan suatu individu atau
lembaga.
Acara
tersebut menghadirkan dua narasumber yakni, Bapak
Rif’an selaku Divisi
Pengawasan Bawaslu Kabupaten Kudus dan Ibu
Arika dari Kasubbag
KPU Kabupaten Kudus. Selain itu acara ini juga dihadiri para dosen dan juga
sekitar 20 mahasiswa Pemikiran
Politik Islam. Dalam acara ini sambutan
pertama di sampaikan oleh Bapak
Rofiq selaku penyelenggara FGD kali ini
“Dari
tahun 2019-2020 prodi Pemikiran
Politik Islam sudah menjalin kerjasama
dengan 15 lembaga. Kenapa yang saya hadirkan disini KPU dan Bawaslu Kabupaten
Kudus? Karena KPU dan Bawaslu Kabupaten Kudus itu
merupakan salah satu lembaga yang program
kerjanya paling banyak dalam penyelenggara pendidikan di prodi Pemikiran Politik Islam. Nah pada kesempatann kali
ini saya ingin meminta pendapat kepada kedua narasumber terkait bagaimana
bentuk-bentuk kerjasamanya dan juga evaluasi kedepannya” ungkap bapak Rofiq
dalam sambutannya.
Selain
itu ada juga ungkapan
dari Dosen Pemikiran Politik Islam yaitu Bapak Ozi setiadi
“Perkembangan
prodi PPI ini cukup signifikan walaupun pada masa saat ini masih pandemi, namun
aksi-aksi yang udah dilakukan baik itu oleh dosen maupun mahasiswa sudah cukup
signifikan. Diantaranya melakukan kerjasama di dalam maupun luar negri kemudian
lokal maupun nasional. Yang tidak kalah penting juga prodi PPI ini para mahasiswanya
memperoleh beasiswa dari Bank
Indonesia yang dilihat dari keseluruhan mahasiswa IAIN itu mahasiswa PPI paling banyak” ungkap dari Bapak Ozi.
Menurut
Bapak Rif’an selaku narasumber pertama beliau mengungkapkan kalau bawaslu sangat
membutuhkan para alumni maupun mahasiswa PPI untuk terlibat sebagai
penyelenggara di lapangan. Karena kedepannya Bawaslu dan KPU akan menjadi suatu
lembaga yang permanen maka dibutuhkan kader-kader yang berlatar belakang
politik Islam.
“Ini merupakan langkah konkrit yang harus
dibuktikan. Bawaslu itu setiap bulan menerbitkan karya-karya tulis ilmiah
terkait dengan buletin yang dimiliki oleh bawaslu dan juga senantia melakukan
pendalaman terkaait dengan undang-undang pemilu, karena dibawaslu itu bukan
hanya sekedar melakukan pengawasan tetapi juga upaya-upaya pencegahan. Terutama
terkait dengan politik uang, pelanggaran-pelanggaran kampanye dan lain
sebagainya” begitu kurang lebih ungkap Bapak Rif’an.
Tak
kalah penting juga narasumber
kedua yang disampaikan Ibu Arika
dari Kasubag KPU Kudus.
Beliau mengevaluasi
para peserta magang di tahun sebelumnya yang pada saat itu hanya diberikan
tugas seadanya, seperti mem-fotocopy,
mengeprint, mengetik, dan pekerjaaan-pekerjaan lain yang sifatnya hanya sekedar
administrasi. Hal ini sangat disanyangkan karna tanpa magang pun ini bisa
diperoleh.
“Ditahun berikutnya kita benar-benar menggembleng para
mahasiswa yang magang dengan memberikan program kerja, ya memang bagi mereka
itu sangat sulit, ya karna kita benar-benar menekankan ini lho dunia kerja
yang sebenarnya” begitu ungkap Ibu Arika.
Kontributor : Isnun Najib (Mahasiswa PPI’20)
Editor : Mochammad Ariq Ajaba (Mahasiswa
PPI’19)
0 Comments:
Post a Comment